Sabtu, 17 Maret 2012

Autis ½ lim┬(n→∞)⁡〖(1+1/n)^n 〗 ∜∞±5 + tampan

 by. Ilham Firdaus

aku berjalan setengah berlari. tak biasanya aku terlambat sekolah, karena biasanya aku selalu rajin. kalau saja angkot tu nggak bermasalah pasti aku udah datag dari tadi. keringatku sedikit membasahi pelipisku. hingga akhirnya sampai di depan pintu kelasku.
"huuh,,, untung saja belum telat" ucapku sedikit lega, karena belum menemukan seorang guru di kelasku.
"ilham... nih" ucap perempuan separuh baya yang merupakan teman sekelasku, tiba-tiba betrda di hadapanku sambil menyodorkan sehelai tissue.
"thanks ya.." kuterima pemberinnya dan berlalu begitu saja menuju tempat dudukku.
sebenarnya nafasku masih ngos ngossan, tapi aku harus bisa tampil seperti biasa.
"memangnya tadi kamu ngapain, nggak biasanya..." ucap Ify, cewek yang telah memberiku selembar tissue itu.
"nggak kenapa, napa" ucapku datar.
"oooowh..." nadanya, seperti orang yang kurang puas, tapi berlaga' ngerti.
"yaudah, aku ke tempat duduk dulu, ya"
"yap, silahkan" ucapku tak acuh. aku masih bingung kenapa dia begitu perhatian ke aku, padahal sifatku ke dia biasa aja. dfferent

###

aku tetap saja duduk di tempat dudukku. memang, aku tak mungkin harus mengikuti para murid perempuan yang selalu membuat pola melingkar kalau nggak ada guru. dan akhirnya mereka malah ngegosip. kulihat ify tak mendekati lingkaran harian itu, aku cuma rada bingung ngelihat dia yang rada bingung juga. ketika dia melihatku saat melihatnya dia mendekatiku, dan duduk disampingku.
"ilham, bisa ajarin soal no 29 nggak ?"
aku menjawab hanya dengan tersenyum kecil, pertanda ia. 
ia membalas dengan senyumannya yang manis. aku mengajarinya satu persatu sesuai kehendaknya. 
bel berbunyi pertanda pulang. karena nggak ada guru, aku lansung keluar.
"ilham..." terdengar suara panggilan kecil. aku membalik badan
"makasih ya.." sekali lagi ify melontarkan senyuman manisnya ke arahku. aku menjawab dengan secercah senyuman dan kembali berjalan.

###

bel berbunyi pertanda waktu istirahat telah usai. aku dan tiga temanku kembali ke kelas. kali ini guru yang mengajar tetap nggak ada, berhubung karena guru yang mengajariku cek kesehatan ke singapur, jadi kami hanya ditinggal sedikit tugas selama dua hari ini.
kebiasaan biasa, ketika menyelesaikan tugas, terjadi lagi lingkaran harian seperti biasa. 
bebeda denganku. kali ini aku hanya bisa menyendiri, aku merasakan kepalaku terasa sedikit pusing. 
"ilham... kamu kenapa ?" tiba-tiba ify datang dengan wajah prihatinnya yang tulus.
"nggak papa kok fy, cman pusing dikit"
"tunggu bentar..." dia lansung menuju tasnya dan merogoh seperti mengambil sesuatu.
"ni, pake aja ini." ia menyodorkan sebotol minyak kayu putih kepadaku. aku menerimanya dan mengusapkannya kekepalaku.
"thanks ya.." ucapku sambil memberikan secercah senyuman kepadanya.

###

pagi cerah serasa mengantarkanku dengan alunan lembut ke sekolah. seperti kebiasaan yang telah tertanam, kusalami satu persatu guru yang telah berdiri di depan gedung nan indah itu. aku berjalan memasuki rung kelas.
"ciiiee,,,, ilham. selamat ya, udah jadian sama pricill." ucap dinda. wajahku memerah malu.
"iya ham...???" spontan pertanyaan dari seluruh temanku. aku hanya tersenyum sebagai pertanda iya.

###

"kugy, tmenin aku... please " ucap ify , pada kugy yang telah ia anggap sebagai sahabatnya. air mukanya berubah sedih. hatinya seperti remuk. tangannya menarik pergelangan kugy, dan berlari kecil. tangan kirinya memegang jilbab dan menutup matanya. dari uratan wajah, kugy tampak mengerti perasaan ify. kaki mereka tetap melangkah hingga kebelakang sekolah. suasana nyaman, hijau dan bersih. ify mengajak kugy ke taman belakang sekolah. tempat disaat ify ingin curhat kepada kugy. mereka duduk disebilah kayu yan dijadikan kursi itu.
"ify, emang kamu masih suka sama ilham ?"
ify terdiam, jilbabnya masih menempel mengeringkan air matanya yang berjatuhan.
"yaudah, tenangin dulu. jangan kebawa emosi."
"gy...." ify tak bicara melanjutkan, ia memeluk kugy ditengah isakkannya.
kugy menghapus air mata ify yang terjatuh.
"yuk, kekelas.. bel udah bunyi" ucap kugy, lalu berjalan. tak henti ify menghapuskan sisa tangisannya.

###

        4 bulan kemudian...
suasana kelas terasa hening, semua terdiam. tak satupun yang berani membantah dan berbicara. semua telah terjadi,kemarahan guruku akibat maslah biasa meribut di kelas, ditambah lagi akibat nilia pra UN yang sangat rendah. semua terdiam.
"assalamu'alikum.." seorang wakil kurikulum akhirnya datang memecahkan keheningan. 
"sedikit informasi, bahwa satu minggu lagi akan ada perlombaan matematika pasiad. jadi yang mau mendaftar silakan"
"ada yang mau ?" tanya wakil kurikulum itu lagi.
kumelihat ify menatapku, dan tersenyum untuk meyakinkanku. aku mengalihkan pandanganku, tak lama kumenatapnya lagi, kudapati senyumannya tetap melekat untuk meyakinkanku. 
akhirnya aku memberanikan diri untuk mengikuti perlombaan itu, dan akhirnya juga disusul oleh temanku.

###

'teeeet....teeeeeet...teeeeet....' bel istirahat berbunyi. 
"ilham..." ify mendekatiku.
"kamu jadi ikut, kan ?"
"insyaallah" ucapku sambil tersenyum kecil.
"kamu ikut, fy ?"
"nggak deh, aku kan paling anti ama yang namanya matematika..." ia tersenyum sambil tertawa kecil.
"yaudah, aku kekantin dulu ya..." ucapku, lalu mengikuti tiga temanku. ikhsan, adam n farel.

###
 
         1 minggu kemudian....
 bertepatan dengan hari sabtu, aku dan teman-te,manku telah bersiap siap. empat buah mobil telah dipersiapkan untuk keberangkatan.
"ilham, semoga menang ya !!" ucap ify, tiba-tiba berada di sampingku.
"eeeh, iya. makasih "
"ni, buat kamu... bisa buat makan di perjalanan" ucapnya sambil menyodorkan sebungkus permen kiss. 
"thanks ya.." kuterima permen yang ia berikan, ia tersenyum.
tak lama menunggu, akhirnya waktu keberangkatan tiba. aku segera bergegas menuju mobil yang kan kunaiki.
"ilhaaaam.... chahyoo !!!" teriaknya dari depan kelas, teriakanya memberikan semangat tersendiri bagiku.
aku hanya membalas teriakannya dengan sebuah senyuman diwajahku.
akupun menaiki mobil. dan akhirnya mobil melaju perlahan hingga pedal gas diinjak lebih kuat, dan mobil meluncur cepat meninggalkan kota painan, menuju padang. perjalan yang lumayan jauh. namun apabila bersama menjadi terasa dekat.
kukeluarkan sebungkus permen yang dikasih ify padaku. tak sengaja aku membaca 'selamat berjuang' dibalik bingkisan permen itu. aku hanya tersenyum. dan menikmati permen pemberiannya.

###



3 komentar: