Slide Title 1

Aenean quis facilisis massa. Cras justo odio, scelerisque nec dignissim quis, cursus a odio. Duis ut dui vel purus aliquet tristique.

Slide Title 2

Morbi quis tellus eu turpis lacinia pharetra non eget lectus. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Donec.

Slide Title 3

In ornare lacus sit amet est aliquet ac tincidunt tellus semper. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Minggu, 16 September 2012

DIBALIK KACA JENDELA


by. ilham firdaus



Kakiku masih menyelam di dalam kejernihan air. Sesekali sepasang kaki itu bergerak mengayunkan air dibawahnya. Riak-riak kecil menjauh bersama tiupan angin pelan.sebagian gelombang itu mendekati batu yang kini kududuki. Ahh… dasar, riak-riak tak berarti. Riak kecil yang bahkan mampu dibangkitkan hanya oleh hembusan angin kecil yang terkadang tak mampu unuk menghembuskan dedaunan kuning diranting yang rapuh.
            Saat ini, entah kenapa gelombang itu memberikan suara ke selaput dengarku. Semilir angin yang terkadang sejuk, kini membuat romaku berdiri bersama air mata yang masih membentuk bulir-bulir kesedihannya.
            Aku menatap danau kali ini dengan pasti, terasa berbeda. Danau yang biasa tempat ku bercerita kali ini terasa sangat luas, seiring sempitnya kurasakan dunia setelah kukehilangan sosok Ibu untuk selamanya sejak tadi pagi. Sekarang aku sendiri merasakan keheningan yang entah kapan kan berubah menjadi sebuah keramaian akan senyuman. Menatap pucat bayangan sinar senja dari langit. Pandanganku beralih menatap langit. Sore ini, entah kenapa, awan-awan melingkar melukiskan akan sosok Ibu. Aku menatap pasti wajahnya. Dimatanya kini juga ada air mata. Sangat ingin kali ini aku tuk usapkan jemariku untuk mengusap air matanya. Tapi sayang, sekarang Ibu terlalu jauh. Aku saja tak mampu tuk mengusapkan telunjukku tuk mnghilangkan air mataku. Aku memang lemah. Aku lemah, bu.
            Aku tetap menatapnya. Matanya menatapku dengan penuh kasih sayang. Diwjahnya tergambar urat senyum diantara tangisnya menatapku. ‘Ibu….’ Panggilku pelan diantara isakan yang akan menghabiskan sisa-sisa cahaya kuning senja ini.
***
Malam ini aku berdiri dihadapan cermin yang tergantung di dinding rumahku. Aku menatap pasti bayanganku yang berdiri diantara ruang hampa tanpa ada sepasang nyawa lagi. Disana ada sikecil lemah, sendiri. Berdiri seorang diri ditengah malam tanpa ada suara Ibu yang biasa mampu menjaga dan membelaiku. Saat ini rasanya aku tak mampu untuk mengharapkan itu pada ayah. Hingga saat sekarang ia masih belum pulang. Padahal dulu ayah berjanji akan pulang sejak dua hari yang lalu. Tapi sekarang, hingga aku tinggal seorang diri tuk menunggunya ia pun masih tak kunjung pulang.
Aku beranjak kearah jendela, dari balik kaca jendela itu, aku melihat kea rah luar. Dunia luar terlalu gelap. Aku masih tetap tak beranjak, menatap kebalik jendela, berharap Ibukan kembali, atau mendengar ketukan pintu, karena ayahkan pulang. Aku menunggu hingga semua menjadi semakin gelap. Tak ada suara langkah kaki, dan tak juga ada ketukan pintu. Hanya bunyi detik jarum jam yang berputar berulang kali. Sepi.
***
Aku terbangun, masih pada tempat yang sama. Sebuah rapor merah kecil masih digenggamanku. Rapor ini selalu bersamaku semenjak dua hari yang lalu. Didalamnya terdapat sebuah foto dengan dasi merah. Sedang dihalaman terakhir, tercetak sebuah angka satu pada keterangannya. Aku juga menjadi juara umum pada saat kali ini.
Sekarang aku sudah tak sabar tuk bertemu Ibu atau menunggu ayah pulang untuk memperlihatkan pada mereka. Walaupun aku tahu Ibu telah tidak bersamaku lagi semenjak tiga entah empat hari lalu. Tapi aku yakin, Ibu pasti kan kembali untuk melihat angka-angka Sembilan berjejer diraporku, dan ayah pasti akan membelikan aku sepeda sesuai janjinya, karena aku tlah berhasil tuk memperoleh juara umum di sekolah. Aku janji, akan segera memperlihatkannya pada mereka saat mereka kembali.
Kembali kumenatap kearah jendela, tatapanku menatap apa yang telah dilukiskan tuhan hari ini. Langit tampak sedikit gelap, sesedikit air hujan jatuh dan membasahi kaca jendela yang kutatap. Butiran itu membentuk jari-jari memanjang. Udara basah masuk melalui ventilasi. Aku kembali ketempat duduk, dan mencoba berbaring. Udara terlalu sejuk mengantarkanku tuk kembali terlelap.
***
Aku kembali terbangun saat layar jendelaku memberikan kegelapan. Aku menatap kebalik jendela itu, semua kembali gelap. Aku mencoba bangkit. Terdengar suara langkah kaki yang biasa terdengar dari dalam dapur. Suara langkah kaki yang selalu terdengar saat Ibu berada di dapur, tuk menyiapkan makanan. Sesekali terdengar suaranya yang khas. Aku segera bangkit, dan beranjak sambil  membuka lembaran dimana terdapat nilai-nilai baruku. Dengan semangat aku mendekati dan memanggilnya.
“bu, lihat.!!!” Aku terdiam saat ku melihat tak ada seorangpun yang tengah berdiri di dapur. Namun, kukembali kudengar suaranya dari dalam kamar. Aku berlari menuju kamar. Ibu tetap tak ada. Aku kembali berlari melihat ke setiap sudut rumah. Namun  ibu tetap tak ada. Aku kembali ke ruangan semula. Aku tetap tak menemukan ibu. Kutatap dunia luar dari balik kaca jendela. Dunia luar masih kelam. Perlahan terdengar bunyi langkah kaki pria dewasa. Ya, persisi saat seperti ayah berjalan. Aku terdiam menunggu langkah kai itu semakin mendekat. Akhirnya langkah kai itu semakin jelas. Ku coba tuk menatap kebalik jendela, semua masih terlihat gelap. Tak satu sosokpun ada disana. Suara langkah kaki itu semakin jelas terdengar, aku masih tetap berdiri terdiam meunggu. Suara kaki itu semakin terdengar jelas dan terasa dekat, namun tetap tak kunjung ada suara ketukan pintu yang terdengar.
Sebuah rapor merah kecil masih digenggamanku. Aku menengadah menatap kearah langit langit rumah. Wajah ibu dilangit-langit itu, wajah itu tersenyum padaku. kualihkan pandangan kebalik kaca jendela, ada ayah yang menatapku sambil tersenyum. Senyuman mereka sama. Namun, tiba-tiba wajah ayah menghilang dari balik jendela itu. Suara langkah kaki itu kembali berbunyi. Kutatap langit-langit, wajah ibu masih tetap melayang diatas sana. Senyumannya masih sama. Terdengar suara langkah kaki itu semakin jelas, namun dari pintu tetap tak terdengar ketukan. Kembali kutatap senyuman wajah ibu. Semua masih ada. Dari balik jendela masih terlihat kegelapan yang entah kapan akan datang segelintir cahaya yang akan meneranginya. Semua terasa berputar seakan tak berhenti, hingga semua menjadi benar-benar gelap, tak bersuara.
End.


Senin, 23 Juli 2012

the power of ten

sobat, pernah kefikir belum seberapa besarnya atom dan gimana bentuknya? pernah kebayang berapa jumlah galaksi di alam semesta?. nah, sobat, kali ini agan punya video yang memperlihatkan akan kebesaran sang maha khalik. ALLAH SWT. dalam video ini sobat akan melihat bagaimana bentuk alam semesta secara singkat. jumlah galaksi yang begitu banyak. bahkan bentuk atom yang berada dalam tubuh kita. nah sobat kali ini agan mengshare video ini untuk sobat lihat. selamat menikmati ya sob. semoga bermanfaat.
let check this one out ;)

Senin, 30 April 2012

Benda Kecil

by. Ilham Firdaus

:)


Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat keatas  bangunan yang sangat tinggi. Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting  kepada orang kerjanya yang dibawahnya. Pekerja itu berteriak-teriak, tetapi temanya tidak bisa mendengarnya karena suara bisnis dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja.
Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada di bawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan orang tersebut.orang itu berhenti bekerja. Mengambil uang itu lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang kedua pun memperoleh hasil yang sama.
Tiba-tiba ia mendapat ide. Ia mengambil benda kecil lalu melemparkannya kearah orang itu.benda itu tepat mengenai tubuh orang tersebut, dan karena merasa sakit orang itu menengadah ke atas. Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesannya.
Tuhan kadang-kadang menggunakan coba-cobaan ringan untuk membuat kita menegadah kepadaNya . Sehingga Tuhan melimpahkan kita dengan rahmatnya. Tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Karena itu, agar kita selalu mengingat kepadaNya, Tuhan sering menjatuhkan  benda kecil kepada kita.itulah ujian.

:)


absolut

by. Ilham Firdaus
^^

Bukan berat beban yang membuat kita stress tetapi lamanya kita memikul
BEBAN
-Stphen Covey-
Pada saat memberikan kuliah tenntang Manajemen Stress, Seorang dosen mengangkat segelas air dan bertanya kepada mahasiswa: “Seberapa berat menurut anda kira segelas air ini?”


P
ara siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr.
“Ini bukanlah masalah berat absolutnya tetapi berapa lama anda memegangnya”, kata sang dosen.



 


“Jika saya memegang selama satu menit.Tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam lengan kanan saya akan rerasa sakit. Dan jika saya memegang selama satu hari penuh mungkin anda harus memanggilkan ambulance untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tetapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya semakin berat.

“Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya”, lanjut sang dosen.



ini bukan masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya.


A
pa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi”.
Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi.


J
adi sebelum pulang kerumah dari pekerjaan sore ini tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa pulang, beban itu dapat diambil lagi besok. Apapun beban yang ada dipundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa, setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi.


Hidup ini singkat, jadi cobalah :
1.     1 . Menikmatinya dan memanfaatkannya
2.      2. Hal yang terindah dan terbaik didunia ini
a.       Tak dapat dilihat atau disentuh
b.      Tapi dapat dirasakan jauh direlung hati kita
   3. Star the day smile and have a good date………


a   

sperti itulah kira-kira, oh, ya untuk nb. nya. jangan lupa ngoment aja. ok.

Sabtu, 17 Maret 2012

Autis ½ lim┬(n→∞)⁡〖(1+1/n)^n 〗 ∜∞±5 + tampan

 by. Ilham Firdaus

aku berjalan setengah berlari. tak biasanya aku terlambat sekolah, karena biasanya aku selalu rajin. kalau saja angkot tu nggak bermasalah pasti aku udah datag dari tadi. keringatku sedikit membasahi pelipisku. hingga akhirnya sampai di depan pintu kelasku.
"huuh,,, untung saja belum telat" ucapku sedikit lega, karena belum menemukan seorang guru di kelasku.
"ilham... nih" ucap perempuan separuh baya yang merupakan teman sekelasku, tiba-tiba betrda di hadapanku sambil menyodorkan sehelai tissue.
"thanks ya.." kuterima pemberinnya dan berlalu begitu saja menuju tempat dudukku.
sebenarnya nafasku masih ngos ngossan, tapi aku harus bisa tampil seperti biasa.
"memangnya tadi kamu ngapain, nggak biasanya..." ucap Ify, cewek yang telah memberiku selembar tissue itu.
"nggak kenapa, napa" ucapku datar.
"oooowh..." nadanya, seperti orang yang kurang puas, tapi berlaga' ngerti.
"yaudah, aku ke tempat duduk dulu, ya"
"yap, silahkan" ucapku tak acuh. aku masih bingung kenapa dia begitu perhatian ke aku, padahal sifatku ke dia biasa aja. dfferent

###

aku tetap saja duduk di tempat dudukku. memang, aku tak mungkin harus mengikuti para murid perempuan yang selalu membuat pola melingkar kalau nggak ada guru. dan akhirnya mereka malah ngegosip. kulihat ify tak mendekati lingkaran harian itu, aku cuma rada bingung ngelihat dia yang rada bingung juga. ketika dia melihatku saat melihatnya dia mendekatiku, dan duduk disampingku.
"ilham, bisa ajarin soal no 29 nggak ?"
aku menjawab hanya dengan tersenyum kecil, pertanda ia. 
ia membalas dengan senyumannya yang manis. aku mengajarinya satu persatu sesuai kehendaknya. 
bel berbunyi pertanda pulang. karena nggak ada guru, aku lansung keluar.
"ilham..." terdengar suara panggilan kecil. aku membalik badan
"makasih ya.." sekali lagi ify melontarkan senyuman manisnya ke arahku. aku menjawab dengan secercah senyuman dan kembali berjalan.

###

bel berbunyi pertanda waktu istirahat telah usai. aku dan tiga temanku kembali ke kelas. kali ini guru yang mengajar tetap nggak ada, berhubung karena guru yang mengajariku cek kesehatan ke singapur, jadi kami hanya ditinggal sedikit tugas selama dua hari ini.
kebiasaan biasa, ketika menyelesaikan tugas, terjadi lagi lingkaran harian seperti biasa. 
bebeda denganku. kali ini aku hanya bisa menyendiri, aku merasakan kepalaku terasa sedikit pusing. 
"ilham... kamu kenapa ?" tiba-tiba ify datang dengan wajah prihatinnya yang tulus.
"nggak papa kok fy, cman pusing dikit"
"tunggu bentar..." dia lansung menuju tasnya dan merogoh seperti mengambil sesuatu.
"ni, pake aja ini." ia menyodorkan sebotol minyak kayu putih kepadaku. aku menerimanya dan mengusapkannya kekepalaku.
"thanks ya.." ucapku sambil memberikan secercah senyuman kepadanya.

###

pagi cerah serasa mengantarkanku dengan alunan lembut ke sekolah. seperti kebiasaan yang telah tertanam, kusalami satu persatu guru yang telah berdiri di depan gedung nan indah itu. aku berjalan memasuki rung kelas.
"ciiiee,,,, ilham. selamat ya, udah jadian sama pricill." ucap dinda. wajahku memerah malu.
"iya ham...???" spontan pertanyaan dari seluruh temanku. aku hanya tersenyum sebagai pertanda iya.

###

"kugy, tmenin aku... please " ucap ify , pada kugy yang telah ia anggap sebagai sahabatnya. air mukanya berubah sedih. hatinya seperti remuk. tangannya menarik pergelangan kugy, dan berlari kecil. tangan kirinya memegang jilbab dan menutup matanya. dari uratan wajah, kugy tampak mengerti perasaan ify. kaki mereka tetap melangkah hingga kebelakang sekolah. suasana nyaman, hijau dan bersih. ify mengajak kugy ke taman belakang sekolah. tempat disaat ify ingin curhat kepada kugy. mereka duduk disebilah kayu yan dijadikan kursi itu.
"ify, emang kamu masih suka sama ilham ?"
ify terdiam, jilbabnya masih menempel mengeringkan air matanya yang berjatuhan.
"yaudah, tenangin dulu. jangan kebawa emosi."
"gy...." ify tak bicara melanjutkan, ia memeluk kugy ditengah isakkannya.
kugy menghapus air mata ify yang terjatuh.
"yuk, kekelas.. bel udah bunyi" ucap kugy, lalu berjalan. tak henti ify menghapuskan sisa tangisannya.

###

        4 bulan kemudian...
suasana kelas terasa hening, semua terdiam. tak satupun yang berani membantah dan berbicara. semua telah terjadi,kemarahan guruku akibat maslah biasa meribut di kelas, ditambah lagi akibat nilia pra UN yang sangat rendah. semua terdiam.
"assalamu'alikum.." seorang wakil kurikulum akhirnya datang memecahkan keheningan. 
"sedikit informasi, bahwa satu minggu lagi akan ada perlombaan matematika pasiad. jadi yang mau mendaftar silakan"
"ada yang mau ?" tanya wakil kurikulum itu lagi.
kumelihat ify menatapku, dan tersenyum untuk meyakinkanku. aku mengalihkan pandanganku, tak lama kumenatapnya lagi, kudapati senyumannya tetap melekat untuk meyakinkanku. 
akhirnya aku memberanikan diri untuk mengikuti perlombaan itu, dan akhirnya juga disusul oleh temanku.

###

'teeeet....teeeeeet...teeeeet....' bel istirahat berbunyi. 
"ilham..." ify mendekatiku.
"kamu jadi ikut, kan ?"
"insyaallah" ucapku sambil tersenyum kecil.
"kamu ikut, fy ?"
"nggak deh, aku kan paling anti ama yang namanya matematika..." ia tersenyum sambil tertawa kecil.
"yaudah, aku kekantin dulu ya..." ucapku, lalu mengikuti tiga temanku. ikhsan, adam n farel.

###
 
         1 minggu kemudian....
 bertepatan dengan hari sabtu, aku dan teman-te,manku telah bersiap siap. empat buah mobil telah dipersiapkan untuk keberangkatan.
"ilham, semoga menang ya !!" ucap ify, tiba-tiba berada di sampingku.
"eeeh, iya. makasih "
"ni, buat kamu... bisa buat makan di perjalanan" ucapnya sambil menyodorkan sebungkus permen kiss. 
"thanks ya.." kuterima permen yang ia berikan, ia tersenyum.
tak lama menunggu, akhirnya waktu keberangkatan tiba. aku segera bergegas menuju mobil yang kan kunaiki.
"ilhaaaam.... chahyoo !!!" teriaknya dari depan kelas, teriakanya memberikan semangat tersendiri bagiku.
aku hanya membalas teriakannya dengan sebuah senyuman diwajahku.
akupun menaiki mobil. dan akhirnya mobil melaju perlahan hingga pedal gas diinjak lebih kuat, dan mobil meluncur cepat meninggalkan kota painan, menuju padang. perjalan yang lumayan jauh. namun apabila bersama menjadi terasa dekat.
kukeluarkan sebungkus permen yang dikasih ify padaku. tak sengaja aku membaca 'selamat berjuang' dibalik bingkisan permen itu. aku hanya tersenyum. dan menikmati permen pemberiannya.

###



Sabtu, 10 Maret 2012

ternyata aku tak seperfect KIM BUM

 by. Ilham Firdaus


"huuh... bisa telat gue, padahal inikan hari pertama gue sekolah" kim hanya terus berlari, keringatnya telah membasahi sedikit kerah bajunya akibat aliran dari kedua pelipis. lari kim semakin kencang ketika melihat seorang satpam mulai menutup pagar.
"pak... pak tunggu pak" kim berhenti tepat ketika tangan satpam yang berkartu nama Hasan itu mengunci pagar besi yang dilapisi cat putih itu.
"yaaa... maaf den, bapak hanya menjalankan tugas. bapak nggak bisa bukain pintu"
"tapi, pak.. pliiissss... soalnya aku disini anak baru, pak. dan aku baru masuk hari ini. ayolah pak. sekali ini aja"
"ooo... jadi den anak baru ?!. pantesan bapak nggak pernah liat"
"ahh urusan itu sih nggak penting diomongin sekarang, pak."
"yaudah den. karena den anak baru disekolah ini bapak maafin deh, besok jangan lagi ya!!" pak hasan lansung membuka pagar. namun belum sempat pagar dibuka seluruhnya, kim lansung berlari menuju ruang kelas yang telah menjadi kelas barunya.
"makasih banyak ya pak.." kim masih saja berlari tanpa memperdulikan pak hasan dibelakangnya.
sesampai didepan pintu ruang kelas, kim terhenti. karena sorang guru telang mendahuluinya selangkah sebelum ia masuk. kim terpaksa berjalan pelan agar bapak itu tak melihatnya.
"kamu !! kedepan !!!"
baru saja kim berjalan pelan, namun sial. usahanya keburu gagal. bapak itu mengetahui kim menyelonong masuk, bagaikan ia memiliki speddy yang terhubung lansung dengan kamera CCTV di matanya.
kim terpaksa menuruti perintah bapak itu.
"sepertinya kamu anak baru... benar !!" hardikannya membuat kim terkaget, dan agak gagap
"be.. be benar pak"
"oowhhh begitu ya... sekarng perkenalkan namamu !!" kim menjawab dengan nada yang masih rada-rada gugup.
"baik pak.. baiklah teman teman, perkenalkan nama saya Kim Bum"
"Hahahahahahah hahaha" spontan seisi kelas tertawa mendengar pernyataan kim. membuat kim semakin gugup.
"semua tenang !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!" hardik bapak yang dominan terkenal ganas oleh anak didiknya. keganasannya ditambah lagi oleh ketebalan kumisnya.
"ya sudah sekarang kamu duduk !!"
"sial, apes banget gue hari ini. udah telat, ketemu satpam yang cerewet. dikelas dibringas oleh guru yang parahnya minta ampun" ucap kim dalam hati.
"liat aja lo lo pada , gue habisain loe !!" walau nggak bakal mungkin ngelawan seisi kelas. kim tetap mengomel walau itu hanya dalam hati. sedikit membuat hatinya lebih tenang.

@@@

Selasa, 06 Maret 2012

stupid

ORANG TAK PERNAH MENGINGINKAN DIRINYA MERASAKAN KECEWA
WALAUPUN MEREKA TAHU, KECEWA SELALU DATANG DISAAT TERAKHIR.
DISAAT KITA BARU BISA MENCINTAI 
SESEORANG YANG TELAH LAMA MENCINTAI KITA PERGI.
(ilham firdaus)

it's the first for me-playing in love

sekolah masih terasa seperti biasa, hingga gue memasuki kelas 8. tapi, feel tentang malu gue masih aja bergelora. apalgi kalau gue dibilang udah pacaran. udah deh, merah semua tu pipi. and ditambah lagi tiap gue ketemu ama cewek yang dicomblangin ama teman ekelas gue. udah deh gue. pasrah. 
teman gue yang ngelihat tingkah laku geu yang selalu ilfeel setiap berhadapan dengan dia bilang, bahwa itu berasal dari hati gue. gue sih masih rada-rada kagak ngerti ama tuh kalimat. maksudnya gue udah ngerti, tapi gue nggak paham aja ama yang begituan.
teman gue yang lain juga pernah bilang, 'tembak aja, pasti diterima' . (emangnya rusa, baru kelihatan lansung ditembak ?!!.)
jujur, saat itu gue emang belum pernah yang nyoba namanya tuh pacaran. and gue aja sempat nggak paham, gue pernah dengar-dengar gosip(ternyata gue juga suka gosip, wkwkwk). teman gue udah pernah pacaran sejak SD. coba aja deh loe-loe pada bayangin, baru kelas 6 SD, yang masih setinggi lutut gue (tinggi banget berarti gw..?!!) udah pacaran. ckckckck. padahal, kan pacaran itu hukumnya haram (mulai deh). memang gue juga tahu bahwa pacaran itu haram. tapi menurut gue, kalau pacaran itu lebih condong kearah poitif, nggak apapa, kan???. misalnya aja sejak pacaran, nilai sekolah kita membaik karena malu punya nilai jelek. (itumah alasan...) yee.. namanya juga alasan :p. (sedikit gaje).tapi,,,

nb. :)